Sejumlah bidang kesenian pernah dijajalnya, mulai dari menari (yang kemudian berkembang menjadi koreografer), melukis, menyanyi hingga mencipta lagu. saat ini kiprah Guruh Soekarno Putra banyak dikenal lewat aksi koreografernya dengan GSP Production. Pekerjaan mengorganisir penari dalam jumlah masal dan ditampilkan dengan paduan musik menjadi keahlian yang patut dibanggakan. Tapi jangan salah, di bidang kesenian olah suara pun nama guruh juga tercatat dalam pentas musik pop tanah air. Di era 70-an, bersama Chrisye, Keenan Nasution, dan Ronny Harahap, Guruh pernah membuat grup band “Guruh Gypsy”.
Pada tahun 80-an bersama kelompoknya, “Swara Maharddhika”, Guruh juga sempat membuat sejumlah album. Salah satunya adalah album yang digarap bersama Tito Sumarsono bertajuk “Cepat”. Album yang diluncurkan awal tahun 1984 dan diproduksi oleh PT Sinar Kusuma Surya ini terdiri dari 10 lagu; Sejuta Kasih, Laju Malam Ini, Surat Rindu buat Mama, Cepat, Impian Menggoda, Peran Asmara, Mahenrani, Bogor Cintaku, Obsesi dan Angan-angan Belaka. Sejumlah musisi yang terlibat diantaranya adalah Musya Joenoes, Budi Prasmoektyo, Barin RD, Gatot P, Johny Lewerisa, dan Hendro S.
Album kedua ini bisa dibilang masterpiece untuk kategori pop diera 80-an. Karena pada jamannya bisa dibilang hanya sedikit musisi yang menelurkan album, sebut saja nama seperti Dian Pramana Poetra, Oddie Agam, Trie Utami dan Ikang Fawzi. Nama-nama inipun muncul ditahun-tahun terakhir era 80-an, yakni tahun 1987-1988. Makanya, kemunculan putra bungsu Soekarno itu kembali mendapat sambutan antusias dari sejumlah musisi.
Secara keseluruhan arransement dialbum ini bisa dibilang sempurna. Selain kekuatan syair, penggarapan musiknya juga terdengar profesional. Bila Anda simak dari permulaan lagu hingga akhir, sajian musik yang easy Listening selalu terdengarkan. Misalkan dilagu “Peran Asmara” yang dinyanyikan langsung oleh Tito Sumarsono dan liriknya digarap Musya Joenoes. Musiknya memang terdengar sederhana, namun komposisi seimbang antara nada dan vocal lebih menyempurnakannya.
Tembang andalan “Cepat” yang dibawakan Guruh malah menampilkan sensasi bermusik yang tergolong dinamis. Apalagi syairnya bisa menggerakan semangat bagi yang mendengarkan. Konon, album ini disajikan Guruh dalam rangka menyemangati atlet Indonesia yang sedang berlaga di arena Sea Games. Cepat!Sekilat!/jangan sampai terlambat/ayolah!/sergap! dan tangkap!/nanti engkau tak dapat cepatlah!
Tapi jangan salah sangka dulu, selain lagu pemicu semangat, di album ini juga berderetan tembang cinta. Mulai cinta terhadap seseorang, orang tua hingga cinta kepada kota kenangan, seperti tersaji dilagu “Bogor Cintaku” yang lagu dan liriknya dikerjakan Oktariadi ; Termenung di taman kencana/semilir angin berhembus merasuk kalbu/dambaanku/khayalanku/tali jiwaku/ kala sukma terbuai/bila cinta bersemai/kota tambatan hati/Bogor cintaku.
Gagasan Guruh menelurkan album ini patut diacungi jempol. Setidaknya melalui album ini jejak perkembangan musik tanah air era 80-an terlihat kebangkitannya, setelah sempat berjaya diera awal 70-an di jamannya Dewi Yull, Broery Persolima, dan Bob Tutup Oli. Untungnya, setelah ini hingga era 90-an dan 2000 musik Indonesia makin berkembang pesat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar