Makanlah cabai dan serat yang terlarut, ditambah olahraga teratur. Ini tiga langkah cepat menurunkan berat badan.
Bagi banyak orang, menurunkan berat badan itu susahnya minta ampun. Sementara orang lain punya persoalan, berat badannya kok susah naik-naik kendati gaya hidup dan kebiasaan makannya seimbang. Kedua golongan orang ini memang punya perbedaan individual, yakni laju metabolisme masing-masing.
Namun Anda jangan putus asa sebab ada banyak jenis makanan yang betul-betul dapat meningkatkan laju metabolisme serta membantu menurunkan berat badan. Sementara bagi yang ingin bertubuh montok padat berisi, ada makanan yang dapat memperlambat laju metabolisme dan menaikkan berat badan. Kalau Anda merasa kegemukan, makanlah makanan yang pedas-pedas. Begitu anjurannya.
Makan makanan pedas
Menurut beberapa studi mutakhir, bumbu-bumbu pedas macam cabai, mostar, merica, dapat membantu menurunkan berat badan sebanyak 25% kalau rempah-rempah tersebut ditambahkan dalam diet Anda.
Cabai rawit yang sudah dikenal selama ratusan tahun sebagai obat kolik usus (masuk angin), pencernaan yang buruk, dan meningkatkan sirkulasi darah, sampai kini masih dikonsumsi banyak orang untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan tersebut.
Namun, cabai rawit yang antara lain mengandung capsaicin dan capsacutin itu kini diyakini para ilmuwan dapat menurunkan berat badan karena pengaruhnya terhadap produksi hormon hasil kelenjar tiroid yang berpengaruh terhadap laju metabolisme. Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Tasmania di Australia membuktikan, laju metabolisme 4 dari 6 orang kelinci percobaan meningkat setelah menyantap makanan yang mengandung 1 sendok makan Tabasco yang tak lain ekstrak cabai juga.
Karena itu kalau Anda mengalami kegemukan, cobalah tambahkan dalam santapan Anda bumbu-bumbu pedas tadi, entah dibubuhkan atau diramu sewaktu memasaknya. Cabai rawit memang pedas menggigit. Apalagi kalau dalam bentuk Tabasco yang dikonsumsi sebanyak 1 sendok makan yang bisa bikin orang merah padam kepedasan seperti dalam penelitian tadi. Karena itu bila Anda baru pertama kali memakai cabai rawit, makanlah sedikit saja dulu, kemudian ditingkatkan seperempat sendok makan setiap kali menyantap makanan.
Kalau Anda tidak tahan pedas, ada akal-akalannya. Ambillah kapsul kosong dan masukkan bubuk cabai rawit atau Tabasco sampai separuh kapsul. Sebaiknya Anda menenggak satu kapsul setiap kali makan. Kalau perut Anda merasa tidak enak, kurangi jumlah cabai rawitnya atau stop makan cabai sama sekali.
Tetapi ingat, jika Anda sungguh-sungguh punya niat menurunkan berat badan, sebaiknya hindari makan junk food, juga camilan. Makanan yang tinggi kadar lemak dan atau gulanya akan menambah berat badan biarpun Anda makan cabai sampai megap-megap kepedasan. Dalam setiap gramnya lemak mengandung jumlah kalori dua kali lebih banyak daripada karbohidrat ataupun protein. Jumlah total lemak dalam menu Anda sebaiknya sekitar 20% dari jumlah energi total dalam asupan.
Selain itu perbanyak konsumsi sayur-sayuran, kecuali kubis. Kubis ini justru mempunyai pengaruh meningkatkan berat badan. Makanlah buah-buahan segar, bukan yang dikeringkan atau dijus karena yang demikian itu selalu tinggi kadar gulanya. Air putih merupakan keharusan, karena itu minumlah 6 - 8 gelas per hari. Hendaknya selalu sarapan pagi dan kurangi porsi makan malam. Sarapan dapat menghindarkan Anda dari memakan junk food dan camilan sepanjang hari itu.
Serat menyerap lemak
Sayangnya, kebanyakan orang tidak dapat mengurangi lemak dalam menu mereka. Kalau Anda termasuk kelompok ini, mengkonsumsi serat yang mengikat lemak dan serat yang larut dalam air dapat menolong. Serat yang larut dalam air penting untuk kesehatan. Banyak studi klinis menemukan bahwa serat-serat ini juga membantu mengurangi lemak darah tertentu seperti kolesterol. Serat-serat itu antara lain bekatul, havermout, kacang hijau, dan pektin.
Serat juga dapat membantu menurunkan berat badan dengan dua cara. Pertama, karena serat yang larut dalam air itu mengembang dan menyumpal perut sehingga membantu mengurangi nafsu makan. Kedua, serat tersebut juga memerangkap asam empedu sehingga mencegah penyerapan asam ini, dan sampai batas tertentu juga lemak dalam makanan. Ini menyebabkan penyerapan berbagai lemak dalam makanan berkurang, dan menjelaskan bagaimana serat mengurangi lemak darah dan membantu menurunkan berat badan.
Olahraga secara teratur setiap hari, 20 menit setiap pagi sebelum sarapan itu paling baik, karena ini akan meningkatkan metabolisme tubuh, tidak hanya selama berolahraga tetapi juga sepanjang hari.
Paling baik kalau Anda mencapai 80% dari denyut jantung maksimum setiap kali latihan. Namun, mulailah dengan perlahan dan kunjungi dokter atau instruktur Anda sebelum mulai program latihan untuk memastikan Anda tidak memiliki kondisi medis yang melarang olahraga (untuk sementara).
Denyut jantung maksimum (DJM) adalah 220 dikurangi usia. Kalau Anda berusia 40, maka DJM Anda 220 - 40 = 180. Jadi, 80% dari 180 adalah 144, dan ini harus Anda capai pada saat berolahraga. Latihan yang terbaik adalah jalan cepat, berenang, dan angkat berat yang ringan. Angkat berat ini juga memperkuat tulang-tulang dan pada saat yang sama juga membakar kalori. Ternyata menurunkan berat badan tidak terlalu sulit. Hanya dengan perubahan makanan sehat, sedikit cabai, peningkatan konsumsi serat yang larut dalam air, dan olahraga secara teratur akan tercipta perubahan.
PLUS MINUS CABAI BAGI PERUT
Tingkat toleransi masing-masing orang terhadap cabai sangat beragam, tergantung kebiasaan. "Boleh dikatakan ini akibat suatu faktor yang tidak diketahui, yang sering disebut kondisi individual. Di sinilah letaknya keterbatasan ilmu kedokteran dalam menganalisis status kesehatan manusia," jelas dr. H. Chudahman Manan, dari subbag gastroenterologi, bagian Penyakit Dalam RSCM/FKUI.
Karenanya, bila hendak mencoba memanfaatkan cabai untuk menurunkan bobot badan, Anda mesti siap terhadap dua kemungkinan. Tujuan tercapai atau Anda mendapat gangguan perut akibat pedasnya cabai. Kalau tak menghadapai masalah, ya bersyukurlah. Sebaliknya kalau perut jadi mulas, diare dsb., sebaiknya hentikan usaha Anda dan periksakan diri ke dokter untuk pemulihan kondisi kembali. "Sebab, kalau kondisi itu tidak ditatalaksanai dengan baik, akan berpengaruh terhadap kondisi organik," ungkap Manan.
Gastroenterolog ini menyatakan, sampai jumlah tertentu, cabai memang mampu memperbaiki proses vaskularisasi, khususnya di lambung, sehingga aliran darahnya akan membaik dan bisa meningkatkan daya tahan mukosa lambung. Namun, kalau berlebihan cabai justru berbalik memberi pengaruh negatif.
Menurut Manan, karena perbedaan kedudukan cabai di hadapan orang Barat, termasuk Australia, dan Indonesia, penggunaan cabai untuk penurunan bobot badan belum tentu cocok untuk orang kita. Bagi orang Indonesia, cabai merupakan appetizer, pembangkit selera makan. "Tapi kalau orang bule disuruh makan sesendok ekstrak cabai, mungkin sudah menderita luar biasa. Namun, bagi orang-orang Indonesia yang memiliki kebiasaan makan disertai cabai, mungkin sesendok ekstrak cabai masih belum ada apa-apanya," jelasnya. Karena itu Manan melihat penggunaan cabai untuk menurunkan bobot badan dalam beberapa aspek.
Mungkin dengan makan cabai nafsu makan mereka (orang bule) jadi berkurang. Akibatnya, masukan energi dari makanan berkurang sehingga kebutuhan energi untuk aktivitas seperti biasa harus diambilkan dari cadangan makanan dalam tubuh. Inilah yang berbuntut pada penurunan bobot badan.
Atau, penurunan berat badan kemungkinan terjadi akibat olahraga, sebab penggunaan cabai untuk menurunkan berat badan juga disertai olahraga teratur. Walaupun cabai tidak mempengaruhi nafsu makan, olahraga justru mengakibatkan pembakaran cadangan makanan dalam tubuh.
Kemungkinan lain, cabai mengubah sistem saluran cerna sehingga menimbulkan diare. "Diare berlebihan akan menyebabkan penurunan berat badan, karena banyak cairan tubuh yang terbuang. Namun, ini merupakan suatu hal yang patologis," jelas Manan.
Bila terjadi keluhan di perut, itu pertanda adanya ketidakberesan dalam sistem pencernaan. Mulas, misalnya, terjadi lantaran saluran cerna, dari lambung ke bawah, bergerak berlebihan akibat kebanyakan cabai.
Menurut Manan, kondisi pencernaan seseorang sebenarnya dipengaruhi oleh faktor defensif dan agresif. Yang termasuk dalam faktor defensif adalah ketahanan dinding mukosa lambung, vaskularisasi, hormon prostaglandin. Sedangkan faktor agresif termasuk di antaranya asam lambung, obat, makanan, alkohol, dsb.
Dalam hal ini, cabai termasuk faktor agresif. Bila diibaratkan faktor-faktor itu sebagai anak timbangan, dalam kondisi normal, faktor defensif ini sedikit lebih berat ketimbang faktor agresif. Keadaan ini akan tetap berlangsung sampai kedua faktor tersebut dalam posisi seimbang. Artinya, sampai titik seimbang, tubuh masih toleran terhadap faktor agresif yang masuk. Namun, lebih dari itu (faktor agresifnya lebih berat) barulah timbul keluhan. Contoh kongkretnya adalah ketika Anda mengkonsumsi cabai. Sampai tingkat konsumsi cabai tertentu, faktor agresif ini masih bisa ditoleransi oleh faktor defensif. Namun, begitu nyeplus satu atau dua cabai, perut menjadi mulas; berarti faktor agresif sudah tak mampu ditoleransi faktor defensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar