Dalam keterasingannya di penjara dan jauh dari orang-orang yang dicintai, ternyata sisi agamis Kusni Kasdut tumbuh semakin dalam. Apalagi ketika dia di penjara dan sebelum dieksekusi mati, dia sempat berkenalan dengan seorang pemuka agama Katolik.
Setelah berkenalan dengan pemuka agama tersebut, akhirnya dia memutuskan menjadi pengikut setia. Kusni Kasdut dibaptis sebagai pemeluk Katolik dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.
Saat menunggu hari eksekusi, dia menuangkan rasa cintanya terhadap agama yang telah dia anut dalam sebuah lukisan yang terbuat dari gedebog pohon pisang. Dalam lukisan tersebut, tergambar dengan rinci Gereja Katedral lengkap dengan menara dan arsitektur bangunannya yang unik. Dan sampai sekarang masih tersimpan rapi di Museum Gerja Katederal Jakarta.
“Setelah lukisan gedebog pisang itu jadi, sebagai tanda terima kasihnya, Kusni Kasdut memberikan lukisannya itu kepada Gereja Katedral, Jakarta. Beberapa hari setelah itu, Kusni Kasdut ditembak mati,” ujar pengurus Museum Katedral, Jakarta, Eduardus Suwito.
Tulisan mengenai saat – saat akhir hayatnya pada saat mau menghadapi regu tembak :
Keinginannya terakhir hanya ia mau duduk di tengah keluarganya.
Itu terpenuhi. Sembilan jam sebelum diantar pergi oleh tim
eksekutor, di ruang kebaktian Katolik di LP Kalisosok Kusni
Kasdut dikelilingi keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik
dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami
Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Itulah jamuannya yang
terakhir-dengan capcai, mi dan ayam goreng. Tapi rupanya hanya
orang yang menjelang mati itu yang dengan nikmat makan.
Kusni, kemudian, memeluk Ninik. “Saya sebenarnya sudah tobat
total sejak 1976,” katanya, seperti direkam seorang
pendengarnya. “Situasilah yang membuat ayah jadi begini.
Sebenarnya ayah ingin menghabiskan umur untuk mengabdi kepada
Tuhan. Tapi waktu terlalu pendek. Ninik dan yang lain
menangis. “Diamlah,” lanjut ayahnya, “Ninik ‘kan sudah tahu,
ayah sudah pasrah. Ayah yakin Tuhan sudah menyediakan tempat
bagi ayah. Maafkanlah ayah.” Kedua cucunya, Eka dan Vera, mulai
mengantuk.
Kusni Kasdut
Pada masanya Kusni kasdut adalah penjahat spesialis “barang antik” salah satunya yang paling spektakuler ia merampok Museum Nasional Jakarta. Dengan menggunakan jeep dan mengenakan seragam polisi (yang tentunya palsu), dia pada tanggal 31 Mei 1961 masuk ke Museum Nasional yang dikenal juga Gedung Gajah. Setelah melukai penjaga dia membawa lari 11 permata koleksi museum tersebut.
Pernah membunuh dan merampok seorang Arab kaya raya bernama Ali Badjened pada 1960-an. Kusni Kasdut dalam aksinya ditemani oleh Bir Ali. Ali Badjened dirampok sore hari ketika baru saja keluar dari kediamannya di kawasan, Awab Alhajiri. Dia meninggal saat itu juga akibat peluru yang ditembak dari jeep yang dibawa oleh Kusni Kasdut.
Saat-saat terakhir Kusni Kasdut ini dijadikan ide untuk lagunya God Bless “Selamat Pagi Indonesia” di album “Cermin”. Lirik lagu ini ditulis oleh Theodore KS, wartawan musik Kompas yg jagoan menulis lirik lagu.
Puisi Kusni Kasdut
h a r u - b i r u
kehidupan adalah perlawanan tanpa penyesalan
kesalahan hanyalah lawan kata kebenaran
selanjutnya engkau pasti tahu…
tahun 1976 ku bertobat
semua yang ada tak selalu terlihat
jarak antar saat begitu dekat
situasilah yang memaksa dan membuat
kuberlari, rindukan terang
pada pekat malam kuterjang
serpihan paku, kaca dan kawat berduri
bulan tak peduli, turuti kata hati
hati menderu – deru, belenggu memburu
beradu cepat dengan peluru
kusadari hidupku hanya menunggu
suara 12 senapan dalam satu letupan
satu aba - aba… pada satu sasaran
y a i t u a j a l k u . . . .
Awalnya Kusni kasdut adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
kenapa Kusni Kasdut memilih menjadi perampok? Dia sangat kecewa dengan republik, utamanya para pejabat/penguasa pada waktu itu. Dia kecewa karena sebagai bekas tentara Heiho, dia merasa ditinggal dan tidak diperhatikan, gak dapat pensiun, padahal dia pernah berjuang untuk memerdekakan Republik Indonesia. Intinya dia merasa diperlakukan tidak oleh penguasa pada saat itu. Teman-teman dia banyak yang diangkat jadi polisi, tentara, dan lain-lain. Sementara dia cari pekerjaan sangat susah, akhirnya Kusni memutuskan menjadi penjahat sebagai balas dendam atas itu semua.
SUDARTO adalah penasehat hukum Kusni Kasdut mengatakan dalam pembelaanya : ”Manusia tidak berhak mencabut nyawa orang,” dan ”Nafsu tidak bisa dibendung dengan ancaman”.
Kusni Kasdut pada saat sedang menunggu keputusan atas permohonan grasinya sempat melarikan diri kemudian dapat ditangkap kembali dan akhirnya menjalankan pidana matinya.
Kusni Kasdut sempat dijuluki “Robin Hood” Indonesia, karena ternyata hasil rampokannya sering di bagi – bagikan kepada kaum miskin.
Kemampuan legendaris yang dia miliki adalah, Kusni Kasdut mampu melarikan diri dari penjara mana pun. Dia tercatat kabur dari penjara sebanyak tujuh kali. Sementara, Jack Masrene, salah seorang penjahat legendaris Perancis, tercatat berhasil kabur dari penjara sebanyak lima kali. Kusni Kasdut mengakhiri hidupnya di depan regu tembak, Jack Masrene mati diberondong di jalanan ketika hendak menyalakan mobilnya yang tengah parkir.
Tangan kanan Kusni Kasdut adalah Bir Ali, anak Cikini Kecil (sekarang ini letaknya di belakang Hotel Sofyan). Bir Ali, yang juga menjadi pembunuh Ali Bajened bersama Kusni Kasdut di Jalan KH Wahid Hasyim, bernama lengkap Muhammad Ali. Dia mendapat gelar Bir Ali karena kesukaannya menenggak bir, ia tewas dalam tembak menembak dengan polisi.
Ia menjalani hukuman matinya didepan regu tembak pada 16 Februari 1980.
sumber:
sumber:
1 komentar:
Inspirsi gue tukbakal jadi design t-shirt...moga republik ini tidak lagi menciptakan manusia yang mirip Kusni kasdut...nice share
Posting Komentar