7 Band Penyongsong Lagu Melayu

Bookmark and Share
ST12


ST12 adalah grup musik beraliran musik Melayu. ST12 didirikan di Bandung oleh Ilham Febry alias Pepep (drum), Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar), Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokal), dan Iman Rush (gitar).

Awalnya, keempat personel ini tak saling kenal, meski mereka telah lama berkecimpung di dunia musik. Mereka mulai akrab setelah sering bertemu di studio rental di Jalan Stasiun Timur 12, Bandung, milik Pepep. Mereka pun akhirnya resmi mendirikan ST12 pada tanggal 20 Januari 2005. Nama ST12 yang merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 adalah nama pemberian ayah Pepep, Helmi Aziz.

Meski keempat personel ini memiliki aliran musik favorit yang berbeda, Charly menggemari jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock, namun mereka kompromi untuk membuat ST12 beraliran melayu.

Armada Band


ARMADA hanyalah nama baru di blantika musik Indonesia. Namun personelnya telah lama berkecimpung di dunia musik Indonesia. Terbentuk di Jakarta di pertengahan bulan Oktober 2007, band yang sebelumnya bernama Kertas ini telah meluncurkan album di tahun 2008 lalu berjudul "Balas Dendam" dengan hits single "Gagal Bercinta". musikji.net

Hits tersebut cukup mendapatkan tempat di hati para pecinta musik Indonesia,terbukti berhasil menduduki posisi bergengsi di banyak radio di seluruh Indonesia,dengan periode yang cukup lama.hal ini di karenakan karakter band ARMADA yang begitu kuat dan menyuguhkan aliran music yang Berbeda.

Aliran music yang diusung oleh Armada adalah "Melancholic Pop".Aliran ini di bangun oleh karakter suara sang vokalis dan aransemen music yang begitu terasa melancholic dengan sentuhan musik yang banyak di pengaruhi oleh band - band legendaris dunia seperti The Beatles ,Queen,The Police dan band legendaris dunia lainnya.

Band ini dimotori Andith (DRUM), Rizal (VOCAL), Endra' (BASS), Mai (GUITAR) dan Radha (GUITAR). Tahun 2009, Armada band merilis album kedua 'Hal Terbesar' dengan single andalan 'Buka Hatimu'.

D'Bagindas




Mengusung pop melayu, band yang dimotori Bian (vokal), Mike (kibord), Dandy (gitar) dan Tile (gitar) ini memang sengaja mengikuti keinginan pasar. Menurut mereka, lewat karya terbaik termasuk eksplorasi bermusik, masyarakat pasti bisa menerimanya.

Sebenarnya nama Tile dan Dandy sudah tak asing lagi, mengingat keduanya pernah tergabung dalam band beraliran underground, Virus. Perbedaan genre pun tak menjadi penghalang, dan hal itu dibuktikan lewat album bertajuk "C.I.N.T.A" ini.

"Menggarap musik pop melayu justru ada tantangannya, kalau dulu kita biasanya main gitar empat ke atas, sekarang empat ke bawah," ungkap Dandy saat diwawancarai di kantor Trinity Optima Production, Jakarta , beberapa waktu lalu.

Dengan dukungan Mike, yang mencipta semua lagu-lagu D'Bagindas, serta suara berat khas melayu milik Bian, dipastikan grup band ini bisa bersaing dengan sederet band-band melayu lainnya yang lebih dulu eksis.

Coba saja dengar reffrain single keduanya, "C.I.N.T.A", 'Luka.. luka.. luka yang kurasakan/Bertubi.. tubi.. tubi engkau berikan/Cintaku bertepuk sebelah tangan/Tapi aku balas senyum keindagan/Bertahan satu cinta... Bertahan satu C.I.N.T.A...

Karakter vokal Bian memang sangat pas dengan lagu-lagu ciptaan Mike. Apalagi beberapa tahun terakhir, Bian sempat aktif bergelut di genre dangdut.

Itu belum seberapa, di album perdananya D'Bagindas mampu menggandeng beberapa musisi untuk mendukung musiknya. Sebut saja Hendri Lamiri, lewat permainan violin di tembang "Empat Mata". Belum lagi permainan bass di seluruh lagu oleh Indra.

Secara keseluruhan, tidak semua lagu D'Bagindas bernuansa melayu. Tembang "Dimana Sumpahmu" justru sangat pop, tanpa mengurangi aura melayunya. Tapi perlu diakui, beberapa cekokan melayu Bian memang sedikit terdengar terpaksa.

Hijau Daun



Grup band asal Lampung ini beranggotakan lima personel, Dide (vokal), Array dan Arya (gitar), Deny (drum), dan Richan (bas). Mereka telah dikontrak label Sony BMG sejak 31 April 2008, untuk tiga album, di luar album kompilasi, religi, akustik, dan soundtrack.

Sebelum merilis album solo, sepak terjang mereka di ranah musik kampung halamannya sendiri sudah sangat diperhitungkan. Terbentuk tahun 2001, dan kemudian mempunyai formasi tetap sejak tahun 2002, band ini sudah merilis dua single yang masuk dalam dua album kompilasi dimana sukses menjadi hit di Lampung dan sekitarnya. Mereka juga kerap sepanggung dengan band ibukota yang manggung di kotanya.

Album solonya yang berjudul IKUTI CAHAYA, mengangkat 10 lagu dengan musik pop progresif. Simak lagu Suara (Ku Berharap), yang isinya harapan bahwa ceweknya masih mengganggap sebagai kekasihnya. Atau nikmati sentuhan musik ala brit pop seperti dalam lagu De Javu dan Lihatlah, yang lebih ngebeat. Tak melulu cinta-cintaan, Dide dkk juga mengangkat tema tentang spiritualitas, seperti dalam lagu Ikuti Cahaya, sebagai permintaan petunjuk kepada Yang Diatas.

Kangen Band



Kangen Band merupakan grup musik pendatang baru yang dibentuk di Lampung pada 2005. Meski terbilang sebagai pendatang baru, namun band yang personelnya terdiri dari Doddy, Andika, Tama, Lim, Nory dan Barry itu mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Di Lampung, prestasi mereka lumayan. Mereka langganan juara festival musik. Sempat meraih tropi Walikota Lampung untuk Festival Indie Band dan membawa predikat best vokal dan best song tahun 2005 silam.

Lewat album Tentang Aku, Kau dan Dia (2007) di mana di dalamnya terdapat lagu Tentang Bintang, Tentang Aku Kau dan Dia, Jika, Selingkuh, Karma, Penantian Yang Tertunda, Bidadariku Surgaku, Adakah Jawabnya, Petualang Cinta dan Menunggu.

Lagu populernya Tentang Bintang dan Selingkuh menjadi hit yang populer di masyarakat, termasuk nada sela dan ringtonenya. Bahkan di ajang SCTV Award, Kangen Band berhasil masuk sebagai grup band terfavorit.

Belakangan, kisah perjalanan karirnya yang diawali dari pedagang kaki lima diangkat sebagai senetron, dengan judul AKU MEMANG KAMPUNGAN.

Wali


Wali yang satu ini adalah grup band yang bergenre pop dengan sedikit sentuhan irama melayu, yang dibentuk pada tahun 2006. Dibalik personil band ini, mereka adalah lulusan pesantren loh, dan sebagian dari mereka merupakan alumnus IAIN Jakarta, mereka adalah Faank (vokal), Apoy (gitar), Nunu (bass), Ovie (kibord), dan Tomie (drum). Debuat album pedana mereka bertitle-kan “Orang Bilang” , yang dirilis pada tahun 2008.

Yang menjadi andalan dalam album ini adalah lagu “Dik” , yang memuat unsur pop melayu didalamnya. Lagu lain yang juga diandalkan, adalah seperti “Egokah Aku” , dan juga “Orang Bilang” , dengan liriknya mengandung kata umpaan, namun akhirnya lagu ini mendapat sensor saat video klipnya beredar. Mereka juga menamai penggemar Wali dengan sebutan Para Wali


The Potter’s


Kota Lampung semakin produktif saja dalam melahirkan band-band. Setelah fenonema Kangen Band dan laris manisnya Hijau Daun, kini kita siap meluangkan atensi untuk band pendatang baru. The Potter’s namanya.

Mereka terdiri dari: Frans Rizky Aditya alias Rizky, vokalis (23), Jeremiah Jason Paul alias Jasan, gitaris (26), Benny Fernando alias Benny, drummer (25), Bonix Abdul Kadir alias Bonix, bass (25).

Debut album The Potter’s yang berjudul BINTANGKU siap dirilis pada bulan Juli 2009. Ada 10 track yang hampir semuanya ber-genre pop melayu. Lagu Keterlaluan adalah hit single pertamanya. Sementara lagu-lagu lain yang potensial untuk menjadi single jagoan diantaranya adalah Aw…Aw, Presiden Cinta, Tania.

Meskipun sebagai pendatang baru, The Potter’s secara perlahan namun pasti sudah mencuri hati para penggemarnya. S’Potter’s demikian sebutan untuk para penggemarnya sudah banyak tersebar di berbagai kota di Indonesia. Tentu hal ini membanggakan karena merupakan bukti bahwa The Potter’s dapat diterima oleh masyarakat pencinta musik Indonesia.



Baca juga yang lain :



Tidak ada komentar:

Posting Komentar